HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA ANGGOTA PROLANIS DI PUSKESMAS PANGGANG I

Latar Belakang: Transisi epidemiologi di Indonesia menyebabkan bergesernya pola penyakit di
mana penyakit kronis degeneratif terjadi peningkatan salah satunya hipertensi. Hipertensi merupakan
penyakit tidak menular yang menjadi pemicu masalah kesehatan serius lainnya sehingga perlu
perhatian khusus. Penyakit ini dikenal dengan istilah silent killer. Provinsi DIY termasuk dalam
kelompok provinsi di Indonesia dengan jumlah penderita hipertensi yang cukup tinggi yaitu 32,86%
pada tahun 2018 dan data tertinggi berada di Kabupaten Gunung Kidul.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada anggota
prolanis di Wilayah Kerja Puskesmas Panggang I.
Metode Penelitian: Rancangan penelitian kuantitatif. Jenis rancangan penelitian ini Dekriptif
Korelatif. pendekatan yang digunakan Cross Secsional, yaitu suatu penelitian dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Sampel yang digunakan
berjumlah 38 orang dengan teknik puposive sampling. Data yang didapatkan dianalisis dengan
analisis uni variat dan bivariat menggunakan uji Spearman Rank.
Hasil Penelitian: Tingkat stres anggota prolanis di Puskesmas Panggang 1 mayoritas mengalami stres
ringan jumlah 26 responden (68,4%). Kejadian hipertensi anggota prolanis di Puskesmas Panggang 1
mayoritas mengalami hipertensi tahap I dengan jumlah 15 responden (39,2%). Hasil analisis uji
Spearman Rank didapatkan nilai korelasi sebesar 0,343 atau nilai p-value = 0,035 atau p-value < 0,05
yang artinya terdapat hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi anggota prolanis di
Puskesmas Panggang I.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada anggota
prolanis di Puskesmas Panggang 1 dengan korelasi positif yang berarti semakin tinggi tingkat stres
maka semakin tinggi kejadian hipertensi pada anggota prolanis di Puskesmas Panggang 1.