Analisis Dampak Pernikahan Dini di Tinjau Dari Aspek Kesehatan Pada Siswa SMAN 11 Kota Yogyakarta

Di Asia Tenggara sekitar 10 juta anak usia dibawah 18 tahun telah menikah, sedangkan di Afrika diperkirakan 42% menikah sebelum mereka berusia 18 tahun. Indonesia mengalami peningkatan jumlah pernikahan dini yaitu 34.000 pengajuan dispensasi pernikahan dini yang kurang dari 19 tahun, 97% di setujui. Menurut kementrian PPN Bapenas 400 500 anak perempuan umur 10 17 tahun beresiko menikah dini akibat pandemi Covid 19. Berdasarkan data KEMENAG, 2020 angka kejadian pernikahan dini dikota Yogyakarta terdapat 14 kasus, dan kejadian tertiggi terdapat dikacamatan jetis berjumlah 4 orang, sehingga pemerintah Indonesia mengharuskan anak-anak belajar sepanjang 12 tahun. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan dini ditinjau dari aspek kesehatan/persalinan di SMAN 11 Kota Yogyakarta. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kuantitatif. Populasi adalah seluruh siswa sejumlah 972 orang. Teknik pengambilan sampel simple Random Sampling. Besar sampel yang didapatkan adalah 90 responden. Instrument adalah kuesioner. Analisa data menggunakan univariat. Hasil analisa diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan dini memiliki pengetahuan tentang pengertian dampak pernikahan dini berada dalam kategori cukup (45,6%), dampak pernikahan dini pada persalinan kategori cukup (46,7%). Kesimpulan bahwa diketahui tingkat pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan dini terutama pada ditinjau dari aspek persalinan di SMANi 11 Kota Yogyakarta dalam kategori cukup.